Kamis, 20 Juni 2013

Tugas Artikel Akuntansi Internasional 12


Manajemen risiko keuangan

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi menjadi
• Risiko Operasional
• Risiko Hazard
• Risiko Finansial
• Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi (Enterprise Risk Management). Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Tujuan manajemen risiko keuangan

Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar. Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya: (1) risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan secara bebas, (2) diskontinuitas pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap, (3) risiko kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko tidak dapat memenuhi kewajibannya, (4) risiko regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu, (5) risiko pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan (6) risiko akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.

MENGAPA MENGELOLA RISIKO KEUANGAN
Pertama, manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Para pemberi saham, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.

PERANAN AKUNTANSI
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.

Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup: (1) antisipasi pergerakan kurs, (2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan, (3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan (4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal. Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.

Potensi terhadap risiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.

Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.

Potensi risiko transaksi, berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.

Untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut, dibutuhkan strategi yang mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual. Lindung nilai neraca dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah Negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur. Lindung nilai kontraktual dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.

PERLAKUAN AKUNTANSI
FASB menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivative dan lindung nilai. Provisi dasar standar ini adalah:
- seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban,
- keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative bukankan aktiva atau kewajiban,
- lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung niai secara tepat harus mengimbangi keuntungan dan kerugian sesuatu yang dilindungi nilai
- hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pemvaca laporan
- keuntungan atau kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya
- keuntungan atau kerugian lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif.
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivative, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.

Sumber :
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/manajemen-risiko-keuangan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko

Tugas Artikel Akuntansi Internasional 11



PERENCANAAN  DAN KENDALI MANAJEMEN

Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam system pajak nasional, perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variable yang memperumit keputusan manajemen. Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal.

            Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara yang sama.

1. Pembuatan model usaha

Seiring dengan perjalanan waktu banyak pengalaman dan cerita yang kita temui. Pengalaman yang  baik akan menjadi sumber motivasi sebagai pendorong menjadi lebih baik. Pengalaman yang buruk menjadi sumber pembelajaran dan perbaikan dari situasi saat ini. Survey terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen mengahabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.

    mengidentifikasi faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
    merumuskan teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
    mengembangkan sumber-sumber data untuk mendukung pilihan-pilihan strategis.
    mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifikasi.

2. Perbedaan Antara Konsep Biaya Standard dan Kaizen

Sistem penentuan biaya standar mencoba untuk meminimalkan varians antara biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual. Penentuan biaya kaizen menekankan untuk melakukan apa ynag diperlukan untuk mencapai tingkatan kinerja yang diinginkan dalam kondisi pasar yang kompetitif.





Konsep Biaya Standar                                     Konsep Biaya Kaizen
Pengendalian biaya                                           Pengurangan biaya

Diterapkan pada kondisi manufaktur yang ada  Diterapkan pada perbaikan manufaktur secara terus-menerus

Tujuan : kesesuaian dengan standar kinerja       Tujuan : mencapai target pengurangan biaya

Standar ditentukan tiap tahun                            Target pengurangan biaya ditentukan setiap bulan

Analisis varians didasarkan pada aktual vs standarAnalisis varians didasarkan pada pengurangan biaya  secara konstan

Melakukan investigasi apabila standar tidak terpenuhi Melakukan investigasi jika target biaya tidak tercapai



3.  Perkiraan kembalian investasi luar negeri.



Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan.
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal:
(1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal
(2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan
(3) perbedaan laju inflasi nasional
(4) perubahan kurs valuta asing
(5) perbedaan pajak

Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan.

4. Biaya Modal Multinasional

Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya, dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut.

Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya modal ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham pada akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, Ke dihitung sebagai berikut Ke = Di/Po + g. Meskipun modal untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana saham-saham perusahaan multinasional tercatat, seringkali cukup sukar untuk mengukur Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen tergantung pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Pengukur arus kas ini diperumit oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan. Terlebih lagi pengukuran tingkat pertumbuhan dividen suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan diperumit oleh kontrol valuta asing dan restriksi pemerntah lainnya dalam transfer dana lintas batas.

5. Masalah Informasi

Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap kelompok data yang disampaikan manajemen perusahaan harus menentukan periode waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi pelaporan dan biaya serta manfaat penyusutan dan penyampaian tepat waktu.

Disini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilakn secara translasi. Laporan dari operasi luar negeri perusaaan multinasioanal AS umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen doalr agar para manajer kantor pusat di AS melakukan evaluasi terhadap investasi mereka dalam dolar.



6. Penganggaran Operasional

Setelah tujuan strategis dan anggaran modal terbuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen.

Kinerja keuangan suatu operasi luar negeri dapat diukur dalam mata uang lokal, mata uang negara asal, atau kedua-duanya. Mata uang yang digunakan dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada saat menilai kinerja suatu unit luar negeri dan manajernya. Nilai mata uang yang berfluktuasi dapat mengubah laba ketika diukur dalam mata uang lokal dan akan menjadi karugian ketika dinyatakan dalam mata uang negara asal. Tiga kurs yang mungkin dapat digunakan ketika menyusun draft anggaran operasional pada awal periode :

a)      Kurs spot yang berlaku ketika anggaran disuusun

b)      Suatu kurs yang diperkirakan akan berlaku pada akhir periode anggaran (kurs proyeksi)

c)      Kurs pada akhir periode jika anggaran disesuaikan jika kurs berubah (kurs penutupan)



7. Evaluasi Kinerja operasi Luar Negeri

Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang efektif. Sistem evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk :

a)      Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada.

b)      Menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan

c)      Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas dengan produktif.

d)     Mengevaluasi kinerja manajemen.

e)      Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.



Sumber :

1.) Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

2.) Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

3.) http://muhammadandiazis.blogspot.com/2011/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.ht

Tugas Artkel Akuntansi Internasional 10


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL

1. Kesulitan-kesulitan Analisis Strategi Bisnis Internasional:
a. Ketersediaan informasi
Analisis strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan internasional.

b. Rekomendasi untuk melakukan analisis
Keterbatasan data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar berkembang.

2. Langkah-langah Dalam Melakukan Evalusai Kualitas Akuntansi Suatu Perusahaan:
a) Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
b) Analisislah fleksibilitas akuntansi
c) Evaluasilah strategi akuntansi
d) Evaluasilah kualitas pengungkapan
e) Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah
f) Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi

3. Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap Antar Negara
a. Penyesuaian depresiasi
Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO
Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO
c. Cadangan
Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.
d. Reformulasi Laporan Keuangan
Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di atas.

4. Kesulitan Memperoleh Informasi Akuntansi Internasional
Keempat tahap analisis usaha (analisis usaha, akuntansi, keuangan, dan prospektif) dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
(1) akses informasi
(2) ketepatan waktu informasi
(3) hambatan bahasa dan terminology
(4) masalah mata uang asing
(5) perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.


- Akses Informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara lugas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini memiliki sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari berbagai sumber interact dan lainnya.
Sumber informasi lain yang juga berharga adalah publikasi pemerintah, organisasi riset ekonomi,  organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa,  organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.

- Ketepatan Waktu Informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda-beda di tiap negara.
Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pem¬baca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-pe¬rusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang di-laporkan, dengan menggunakan alat yang konvensional ataupun tidak konvensional.

- Pertimbangan Mata Uang Asing
Akun-akun yang berdenominasi dalam mata uang asing membuat para analis menghadapi dua jenis permasalahan yaitu :
1. Berkaitan dengan kemudahan pembaca
2. Menyangkut isi informasi.
Sebagian besar perusahaan di seluruh dunia menetapkan denominasi akun-akun keuangannya dalam mata uang domisili nasional mereka. Bagi seorang pembaca dari AS yang terbiasa dengan dolar, analisis akun-akun yang dinyatakan dalam euro dapat menimbulkan kebingungan. Jawaban yang umum untuk mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik.
Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun-akun mata uang asing dalam suatu mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran yang sebenarnya mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur akuntansi secara bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya.

5. MEKANISME UNTUK MENGATASI PERBEDAAN PRINSIP AKUNTANSI ANTAR NEGARA
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
- Beberapa analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
- Beberapa yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.

6. KESULITAN DAN KELEMAHAN DALAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Akses informasi
Informasi mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.


Sumber :
1.Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 1, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

2.Choi, Frederick D.S., and Gerhard D. Mueller, 2005., Akuntansi Internasional – Buku 2, Edisi 5., Salemba Empat, Jakarta.

3. http://inekriestianti.blogspot.com/2011/05/analisis-laporan-keuangan-internasional.html




TUGAS ARTIKEL AKUNTANSI INTERNASIONAL 9

 ASEAN Perjuangkan Standar Akuntansi

DENPASAR, KOMPAS.com — Sebanyak 10 negara anggota ASEAN bersepakat memperkuat diri untuk memperjuangkan standar akuntansi khusus pelaporan keuangan publik atau pemerintahan yang sesuai dengan kebutuhan kawasan. Dengan cara ini, negara maju dan akuntan internasional yang terus-menerus memperbarui standar akuntansi dunia tidak memaksakan suatu standar akuntansi yang tidak tepat bagi pemerintahan di semua negara anggota ASEAN, yang pada umumnya memiliki karakteristik berbeda dengan negara maju.

"Ini sudah ada kesepakatan bersama agar daya tawar dan perundingan di dunia internasional diperkuat di negara-negara ASEAN sehingga dapat membawa kepentingan negara-negara ASEAN dalam pembahasan standar akuntansi internasional yang baru," ungkap Wakil Ketua Komite Standar Akuntasi Pemerintah (KSAP) AB Triharta di Kuta, Bali, Jumat (6/8/2010), menjelang penutupan acara Pertemuan Governmental Accounting Standard-Setter of ASEAN Member Countries.

Pelaporan keuangan pemerintah berbeda dengan swasta. Pada Desember 2009, Badan Standardisasi Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSASB) menerbitkan standar khusus pada Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS) yang berbeda dengan standar akuntansi perusahaan swasta (IFRS). Standar khusus itu, antara lain, mengatur laporan keuangan proyek kerja sama pemerintah dan swasta (KPS), yakni mekanisme pembangunan infrastruktur yang sedang digenjot Pemerintah Indonesia saat ini.

Hingga saat ini, ada 30 negara yang mengadopsi IPSAS, antara lain Perancis, Afrika Selatan, Swiss, Rusia, Israel, Slowakia, Austria, dan Brasil. Standar yang sama juga telah digunakan di semua badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), OECD, Fakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan Interpol. Selain itu, ada 10 negara yang menggunakan IPSAS sebagai referensi, antara lain Indonesia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

Triharta menyebutkan, keinginan untuk membuat forum tidak hanya datang dari 10 negara ASEAN, tetapi juga dari delegasi Korea Selatan. "Keinginan untuk memperkuat daya tawar ini sangat tinggi, bahkan ada yang ingin mempeluas jangkauannya, tidak hanya level ASEAN," ungkapnya.

Di tempat terpisah, Anggota Komisi Kerja, Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP), Hekinus Manao menegaskan, Indonesia tidak mau diatur oleh standar akuntansi dunia yang tidak tepat untuk kepentingan dalam negeri. Sebagai ilustrasi, bagi negara maju, hal terpenting yang harus dicantumkan dalam laporan keuangan adalah masuk keluarnya uang. Namun, bagi Indonesia, hal terpenting yang harus dilaporkan adalah dampak anggaran terhadap penciptaan lapangan kerja atau kondisi aset negara.

"Jadi, tidak ada dasarnya suatu lembaga akuntan internasional meminta negara seperti kita menggunakan standar yang mereka buat. Kepentingannya berlainan," tuturnya.



Kesimpulan nya:

Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.

Sumber:

http://internasional.kompas.com/read/2010/08/06/18120989/ASEAN.Perjuangkan.Standar.Akuntansi

Selasa, 07 Mei 2013

Tugas artikel akuntansi internasional 8

Inflasi merupakan fenomena di seluruh dunia yang terus-menerus berdampak sangat buruk pada perekonomian banyak negara . Dalam beberapa tahun terakhir , Argentina , Brazil , Israel , Meksiko , dan Rusia telah di antara penderita terburuk kondisi hiperinflasi . Tingkat tahunan inflasi sejak tahun 1970 di negara-negara seringkali melebihi 100 persen dan telah mencapai sebesar 2.000 persen di Brazil dan Rusia . Bahkan di negara-negara industri besar , inflasi mencapai angka dua kali lipat dalam pertengahan 1970-an , dan di Inggris itu pergi sampai tinggi 25 persen . Tidak mengherankan, ada kekhawatiran yang meningkat di negara yang paling terpengaruh untuk mengadopsi ” akuntansi inflasi ” sistem , yang akan memperbaiki kekurangan akuntansi konvensional biaya historis dan mengungkapkan dampak perubahan harga dan inflasi pada pendapatan dan aset .
            Dalam bab ini , kita akan menganalisa pendekatan alternatif untuk akuntansi perubahan harga dan inflasi internasional dan meninjau inisiatif harmonisasi internasional .
PENGARUH INFLASI TERHADAP PERUSAHAAN
Pengaruh inflasi terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan dapat menghasilkan keputusan operasi yang tidak efisien oleh manajer yang tidak memahami dampaknya . Dalam hal posisi keuangan , aset keuangan seperti kas yang kehilangan nilai selama inflasi karena daya beli mereka berkurang . Misalnya, jika bisnis memegang aset keuangan seperti selama suatu periode ketika inflasi meningkat sebesar 10 persen , yang memiliki daya beli kas 10 persen lebih sedikit pada akhir periode dari pada awal . Sebaliknya , pemegang kewajiban keuangan akan bermanfaat karena bisnis akan membayar kewajibannya di masa depan dengan kas yang telah kehilangan sebagian dari daya belinya . Peringatan di sini adalah bahwa kewajiban keuangan , seperti pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang , sering membawa tingkat suku bunga yang sangat tinggi dalam ekonomi inflasi .
Pengaruh inflasi terhadap aset nonmoneter tercermin dalam kedua laporan laba rugi dan neraca . Selama periode kenaikan harga , saat ini pendapatan penjualan yang cocok dengan persediaan yang mungkin telah dibeli beberapa bulan sebelumnya dan terhadap penyusutan dihitung berdasarkan nilai historis aset , dan peralatan yang mungkin telah dibeli beberapa tahun yang lalu , meskipun pada kenyataannya mengganti persediaan dan aktiva menjadi lebih mahal .
Laporan laba rugi dan neraca ini dapat menyebabkan efek bagi korporasi yang akan menjadi masalah likuiditas karena uang yang dihasilkan dari pendapatan dikonsumsi oleh biaya penggantian yang terus meningkatkan aset . Hasil pendapatan yang berlebihan dari pencocokan biaya lama dengan pendapatan baru dapat mengakibatkan tuntutan dari pemegang saham untuk dividen meningkat dan dari karyawan untuk menuntut upah lebih tinggi , meskipun korporasi mengamati adanya penyusutan kas .
Banyak yang telah dikatakan dalam beberapa tahun terakhir tentang bagaimana akuntansi konvensional tidak mewakili posisi keuangan sebuah perusahaan yang nyata . Yang menjadi perhatian adalah bahwa analis dan investor tidak dapat membuat keputusan keuangan tanpa memahami dampak inflasi . Dengan demikian , jenis sistem pengukuran akuntansi yang digunakan serta penafsiran merupakan isu penting untuk semua kelompok pengguna . Pengukuran pendapatan juga relevan dengan berbagai masalah termasuk harga saham, stabilitas usaha , upah , keamanan kerja , dan pertumbuhan ekonomi . Dalam konteks MNE , kekhawatiran ini semakin tinggi oleh keberadaan kelompok pengguna dengan konstituen yang berlokasi di negara yang berbeda dengan tradisi yang berbeda dalam pengukuran akuntansi .
Walaupun mungkin ada beberapa pengakuan dari kebutuhan untuk memperkenalkan sistem akuntansi inflasi , kecuali di negara-negara seperti Jerman dimana dianggap cenderung melembagakan inflasi, inflasi merupakan istilah akuntansi yang kemungkinan mencakup berbagai metode. Pendekatan alternatif utama adalah ” daya beli umum akuntansi”  dan “  nilai akuntansi saat ini . “
PENGUKURAN AKUNTANSI ALTERNATIF
Daya beli umum akuntansi mencakup semua sistem yang dirancang untuk mempertahankan daya beli riil modal atau pemegang saham ekuitas dalam perusahaan oleh akuntansi untuk perubahan dalam tingkat harga umum ( daya beli umum uang) . Inilah arti yang tepat dari istilah inflasi , meskipun istilah akuntansi inflasi umumnya digunakan dalam arti yang sangat luas .Variasi pada daya beli akuntansi pada istilah umum mencakup ” akuntansi dolar konstan ” atau ” akuntansi tingkat harga umum ” di Amerika Serikat dan ” akuntansi daya beli saat ini ” ( CPP ) di Inggris .
Akuntansi nilai sekarang , di sisi lain , mencakup semua sistem yang dirancang untuk memperhitungkan nilai saat ini atau perubahan harga tertentu . Ini mencakup ” akuntansi biaya saat ini ” dan ” penggantian nilai akuntansi ” sistem , yang bertujuan untuk mempertahankan modal fisik , kapasitas produktif , atau aset operasional korporasi , dan ” keluar saat ini ( atau menjual )  akuntansi harga, ” yang bertujuan untuk mempertahankan pemegang saham ekuitas tetapi dari segi harga jual dari korporasi aktiva bersih . Meskipun ada berbagai alternatif yang diusulkan dalam setiap klasifikasi luas – bersama-sama dengan sistem ” nilai sebenarnya ” , yang menggunakan penggabungan unsur-unsur keduanya menggunakan – dari sistem akuntansi inflasi dalam prakteknya tidak berkembang dengan baik .
Oleh karena itu, pada intinya, ada dua filsafat tentang bagaimana untuk memperhitungkan inflasi . Daya beli umum akuntansi menggambarkan bahwa nilai uang telah turun atau naik , sedangkan akuntansi nilai sekarang menggambarkan bahwa biaya aktiva tertentu sudah naik atau turun . Hal ini dimungkinkan untuk menerapkan pendekatan untuk semua item dalam laporan keuangan yang dapat disesuaikan atau hanya beberapa item . Selain itu, pendekatan yang dapat digunakan secara terpisah atau dalam hubungannya dengan satu sama lain . Apapun pendekatan ini , perlu untuk mengidentifikasi rekening yang harus disesuaikan , apa yang menjadi dasar untuk penyesuaian (seperti indeks ) , dan di mana penyesuaian yang akan tercermin dalam laporan keuangan .
DAYA BELI UMUM AKUNTANSI
Filosofi umum akuntansi yang mendukung daya beli umum adalah untuk melaporkan aset , kewajiban , pendapatan , dan biaya dalam unit daya beli yang sama . Pendekatan di sini adalah bahwa ukuran unit moneter harus seragam yang sementara tetap mempertahankan dasar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan ( biaya perolehan ) .
Di sebagian besar negara, laporan keuangan disusun berdasarkan nilai nominal mata uang historis. Ini berarti bahwa laporan tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum. Dalam akuntansi GPP, barang-barang non finansial dalam laporan keuangan (persediaan, tanaman, dan peralatan) disajikan kembali untuk mencerminkan daya beli umum, biasanya pada akhir tanggal neraca saldo . Sebagai contoh, asumsikan bahwa mesin perusahaan dibeli pada tanggal 1 Januari 1995, untuk $ 10,000 dan bahwa tingkat harga umum, yang diukur dengan indeks harga konsumen, meningkat sebesar 15 persen selama tahun berjalan. Pada tanggal 31, mesin akan muncul pada neraca sebesar $ 11,500 ($ 10,000 + [$ 10,000 x 0,15]) dari yang akan dikurangi penyusutan, disesuaikan dalam hal GPP, yang akan dikenakan terhadap penghasilan. Ini berarti bahwa itu akan mengambil $ 11,500 daya beli akhir – tahun untuk membeli apa yang dibeli pada tanggal 1 Januari sebesar $ 10,000 . Untuk laporan keuangan akhir tahun, aset keuangan dan kewajiban (kas, piutang, hutang) tidak akan disesuaikan karena mereka sudah dinyatakan dalam hal daya beli tanggal 31 Desember, tapi semua aset lainnya (termasuk inventaris), kewajiban, pendapatan, dan biaya (termasuk penyusutan) akan disesuaikan. Namun ketika tahun 1994 dan 1995 laporan keuangan dibandingkan, semua item dalam tahun 1994, rekening-termasuk aset keuangan dan kewajiban-akan kembali sampai dengan 31 Desember 1995, daya beli untuk memastikan perbandingan dengan laporan keuangan 1995

sumber : http://yuwie30.wordpress.com/2011/05/13/tugas-akuntansi-internasional-bagian-2-chapter-11-akuntansi-untuk-perubahan-harga-inflasi-internasional/

Tugas artikel akuntansi internasional 7

PERBEDAAN TRANSLASI DAN KONVERSI ANTAR MATA UANG ASING.

Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain.
• Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit.
• Alasan translasi

• Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan dalam satu mata uang.
• Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri
.
• Alasan translasi

Alasan lain :
• Mencatat transaksi valuta asing
• Melaporkan aktivitas cabang internasional & anak perusahaan
• Melaporkan hasil operasi independen di luar negeri
.
• Terminologi
KONVERSI
• Translasi tidak sama dengan Konversi.
• Konversi : terjadi pertukaran fisik antar mata uang
• Translasi hanya perubahan satuan unit moneter.
• Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi.
• Tidak ada transaksi terkait yang terjadi, seperti bila dilakukan konversi.
• Nilai ekuivalen mata uang asing domestik diperoleh dengan mengalikan saldo dalam mata uang asing dengan kuota kurs langsung.
• Terminologi
Pasar SPOT
• Kesepakatan mempertukarkan jumlah tertentu suatu mata uang dengan mata uang lain yang harus diserahkan dalam 2 hari.
• Nilai tukar dinyatakan dalam 2 cara:
– Kuotasi langsung ($1=Rp 9.000)
– Kuotasi tidak langsung (Rp1=$0,0001111111111)
Pasar FORWARD
• Kesepakatan mempertukarkan jumlah tertentu suatu mata uang dengan mata uang lain di masa yang akan datang
• Terminologi
Pasar FORWARD
• Bid quote : jumlah yang dibayar pedagang (dealer) untuk suatu mata uang asing
• Ask quote : kurs yang diminta dealer yang menjual suatu mata uang asing
Transaksi SWAP
• Transaksi bila pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang asing terjadi bersamaan.
• Terminologi
SPREAD
• Laba (profit) yang diperoleh dari perbedaan harga pembelian (harga bid) dengan harga jual (harga asking).
Valuta Fungsional
• Valuta utama sebuah perusahaan dalam melakukan operasinya di luar negeri, biasanya valuta negara tempat operasi perusahaan yang bersangkutan.
• Metode Translasi Mata UangAsing
• Metode Kurs Tunggal (Single Rate)
• Metode kurs berganda (Multiple Rate)
* metode kini - non kini (current-non current)
* metode moneter - non moneter
* metode temporal
• Metode Translasi Mata UangAsing
• Metode Kurs Tunggal (Single Rate)
• Misal : Perusahaan afiliasi MNC AS di luar negeri membeli tanah pada awal periode harga VA 1.000.000.
• Kurs historis : VA 1 = $1, maka harga historis : $1.000.000
• Tanah naik harganya jadi VA 1.500.000 , & kurs turun jadi $1 = VA 1,4, sehingga aset asing menjadi $ 714.286, berarti RUGI 285,714.
• Pertambahan nilai pasar tanah menjadi $1.071.285 (VA 1.500.000 : VA 1,4).
• Metode Translasi Mata UangAsing
• Metode kurs berganda (Multiple Rate)
* metode kini - non kini (current-non current)
– Aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan anak di luar negeri ditranslasi ke dalam valuta pelaporan perusahaan induk dengan kurs berlaku.
– Aset dan kewajiban NON lancar ditranslasi dengan kurs historis.

sumber:
lana.staff.gunadarma.ac.id

Kamis, 02 Mei 2013

Artikel akuntansi internasional

ASPEK PERBEDAAN PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN

 
         Aturan pengungkapan sangat berbeda di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
  1. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan
    “Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
  • Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan lainnya
  • Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi jumlah
  • Laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan. Kebanyakan perusahaan di masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.

  1. Pengungkapan segmen
          Permintaan investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
  1. Laporan arus kas dan arus dana.
IFRS dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
  1. Pengungkapan tanggung jawab sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis, dan masyarakat umum.
Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak. Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas perusahaan.
  1. Pengungkapan khusus bagi para pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti :
  1. ”Penyajian ulang untuk kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang nondomestik
  2. Penyajian ulang hasil dan posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi.
  3. Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
          Banyak perusahaan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik (khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
PENGUNGKAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
          Tata kelola perusahaan berhubungan dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN BISNIS MELALUI INTERNET.
          World Wide Web semakin banyak digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan. Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara langsung dapat menikmati manfaatnya.
PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN DI NEGARA-NEGARA PASAR BERKEMBANG.
          Pengungkapan laporan tahunan perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju. Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis keuangan Asia Timur di tahun 1997.
          Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan perekonomian yang lebih maju.
          Namun demikian, permintaan investor atas informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.

Sumber: http://baihaqifahmi.wordpress.com/2011/04/13/aspek-perbedaan-praktik-pelaporan-dan-pengungkapan/